SURGA ITU NYATA! Yesus Datang Segera! (part 3. Tamat)

Untuk memahami artikel ini, disarankan agar Anda membaca dahulu Part 1 dan Part 2.

Hati Tuhan terluka karena ketidaktaatan manusia dan jiwa-jiwa yang sesat. Cinta-Nya di dalam saya menyebabkan saya memikirkan tentang jiwa-jiwa yang sesat dan orang-orang Kristen yang suam-suam kuku di mana saja. Sebab saya tahu apa yang akan terjadi kepada mereka akhirnya … Dan jika Saudara masih hidup setelah pengangkatan, saya menasihatkan Saudara jangan sekali-kali menerima nomor setan–666. Jika Saudara menerima nomor ini, Saudara akan bersama setan dibakar dalam lautan api selama-lamanya. Jika Saudara menolak menerima nomor itu, Saudara mungkin akan dibunuh, tetapi Saudara akan hidup selama-lamanya karena Saudara mati untuk Kristus.

Saya percaya Roh Kudus memimpin saya untuk mengatakan hal-hal ini. Karena itu saya memiliki keberanian luar biasa untuk meneruskan pesan ini kepada sesama.

Di lain kesempatan Ia membawa saya ke sebuah pantai. Saya memandang ke arah lautan, dan saya melihat bahwa airnya berubah menjadi darah sekali lagi. Lalu saya melihat manusia berlarian di pantai, mereka lari ketakutan dan panik. Pemandangan yang luas di depan kami membantu saya untuk mengerti mengapa mereka berlarian, sebab di sebelah kiri saya gunung-gunung dan bangunan-bangunan yang terletak pada setiap sisi gunung sedang terbakar semuanya. Suatu lautan api jauh lebih buruk dari kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun di California selatan. Kemudian saya melihat api-api besar muncul di mana-mana. Orang-orang sedang terbakar. Beberapa terjun ke dalam lautan untuk menyelamatkan diri, tetapi begitu mereka menginjak air, mereka akan jatuh karena api itu. Semua orang menjadi obor. Saya mulai menjerit kengerian dan kasihan kepada mereka yang saya lihat. Tidak ada tempat untuk mereka berlindung, sebab baik lautan maupun gunung-gunung telah diselubungi api.

burnt-earth-2

Saya menjerit terus, dan saya mulai tersedu-sedu: “Tuhan, apa yang terjadi?”

“Engkau harus ingat, putri-Ku, bahwa Aku memperlihatkan hal-hal ini kepadamu supaya engkau dapat memberitahukan kepada setiap orang apa yang akan segera terjadi.”

“Kapan semua ini akan terjadi?” saya bertanya kepada Tuhan dengan rasa ingin tahu sekali.

“Pada zaman kesengsaraan besar.”

“Tuhan, bilamana zaman kesengsaraan besar ini akan terjadi?”

“Sesudah Aku membawa anak-anak-Ku ke kerajaan-Ku. Barangsiapa telah membaca kitab-Ku dan percaya nabi-nabi-Ku harus tahu tentang hal-hal ini mengenai hari kiamat. Semua yang Aku tunjukkan padamu di pantai akan segera terjadi.”

Saya rasa Tuhan akan datang untuk kita dengan segera, dan sebab itulah banyak sekali kejadian-kejadian yang luar biasa sedang terjadi di dunia. Berita utama di surat kabar harian mengenai bencana alam serupa dengan penglihatan ini. Gempa bumi, bencana-bencana alam lain, keganasan, pelanggaran hukum, wabah penyakit, terorisme dan banyak gejala-gejala sedang terjadi dengan kekerapan lebih sering dan lebih hebat daripada sebelumnya, seperti yang dinubuatkan oleh Kitab Injil (lih. Mat 24:6-14). Inilah kejadian-kejadian yang telah diperlihatkan Yesus kepada saya. Betapa inginnya saya dapat memberikan kesan kenyataan dan realitasnya kepada semua orang dengan cara yang sama di mana pemandangan-pemandangan itu telah tercetak di dalam pikiran saya. Kata-kata Yesus adalah benar, dan nubuatan-nubutan-Nya dengan cepat akan terpenuhi.

mess-random

Seperti Habakuk, saya telah menuliskan kembali penglihatan yang saya terima dan menjelaskannya agar Saudara yang membacanya dapat “berlari” menurut rencana Tuhan yang sempurna–suatu rencana yang di dalamnya termasuk menempati suatu rumah yang disediakan bagi Saudara di surga, hanya jika Saudara percaya kepada Yesus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi Saudara.

Doa saya bagi Saudara ditemukan dalam Yesaya 40:31–tetapi bagi Saudara yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: Saudara akan berlari dan tidak menjadi lesu, Saudara akan berjalan dan tidak menjadi lelah, dan bahwa Saudara akan naik terbang dengan sayap-sayap seumpama rajawali dan membumbung tinggi dengan Yesus. Sebab sudah pasti Ia segera datang!

Bercakap-cakap dengan Tuhan Yesus sungguh menyenangkan. Saya menyukai waktu-waktu bergaul akrab dengan Tuhan. Saya sangat merasa seperti Maria yang duduk dekat kaki Tuhan untuk belajar kehendak-Nya. Sebaliknya, Marta, selalu berusaha keras menyenangkan Dia namun dipenuhi cemas, iri dan geram. Saya memutuskan bahwa saya mau menjadi seperti Maria terus sejak saat itu.

Betul, saya memutuskan untuk menjadi seperti Maria, bukannya Marta. Saya telah memilih “bagian yang terbaik” yang tidak pernah akan diambil daripada saya, yaitu suatu hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Tidak ada apapun di dunia yang lebih penting daripada itu. Saya ingin pikiran saya diperbaharui, sehingga saya dapat melihat perkara-perkara melalui perspektif surgawi. Saya bertekad untuk membawa perspektif surgawi bersama saya ke dunia, untuk terus membangun hubungan saya dengan Tuhan, dan membiarkan Ia memperbaharui pikiran saya.

close-to-Jesus-1

Adalah penting bagi orang-orang Kristen memiliki hubungan yang pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Sumber:
-Choo Thomas, “Surga Itu Nyata (Heaven is so Real!);” Light Publishing.
-Choo Thomas, “Renungan Surga Itu Nyata (Heaven is so Real! Devotional);” Light Publishing.

SURGA ITU NYATA! Yesus Datang Segera! (part 2)

Untuk memahami artikel ini, disarankan agar Anda membaca dahulu Part 1. CLick here.

Kerjakan keselamatanmu, selagi masih ada kesempatan

Setelah kita diselamatkan, kita harus terus bekerja untuk keselamatan kita. Ini berarti kita harus menaati Firman Tuhan dan menyenangkan Dia dalam segala bidang kehidupan kita.

Saya mengharapkan kita terus percaya dan waspada akan pesan keselamatan. Hanya karena kita ikut gereja tidak berarti kita akan ke surga. Jika kita tidak dilahirkan kembali, tidak hidup menurut Firman Tuhan, tidak taat, maka kita tidak pernah dapat masuk kerajaan Tuhan.

Sekali kita diselamatkan oleh darah Yesus, kita harus berusaha sebaik mungkin untuk membuang perkara-perkara duniawi dan hidup bagi Dia. Kita harus belajar Firman Tuhan, sebab tidak mungkin hidup dalam kekudusan tanpa melakukan ini. Saya menyadari bahwa banyak orang Kristen tidak suka mendengar kebenaran Firman Tuhan hanya karena mereka tidak mau berubah. Kelahiran kembali berarti Saudara tidak lagi mengingini hal-hal duniawi.

page-biblereading

Saya merasa seakan-akan Ia memberikan panggilan bangun pagi setiap hari. Dan selama dua tahun terakhir semua doa-doa saya telah dijawab. Sekarang Tuhan dan saya selalu bercakap-cakap, di mana saja, tetapi ada juga beberapa Dia yang mengambil waktu yang sangat lama untuk dijawab. Sebagai hasilnya, saya mulai takut akan Tuhan dengan cara menghormati dan merendahkan hati saya di hadapan Dia. Saya belajar berdoa lebih sering dan mulai membaca Alkitab, meskipun saya tidak mengerti banyak mengenainya.

Sekarang saya sungguh-sungguh mengetahui apa yang dulunya hanya saya percayai, yaitu bahwa Yesus mendengar dan menjawab doa … Tuhan sungguh mendengar ketika kita berdoa menurut kehendak-Nya. Dan kehendak-Nya dinyatakan dalam Alkitab.

Setiap kali sekiranya saya melakukan yang salah atau mengatakan hal-hal yang tidak beriman dengan tidak sengaja, Tuhan langsung memberitahu saya supaya saya tidak mengulanginya lagi. Saya tahu saya tidak akan pernah selesai belajar dari-Nya, tetapi saya mencoba dengan sedapat mungkin untuk belajar segalanya dan mengikuti Dia di dalam semua caranya.

Sekarang saya ingin memeluk dan menyentuh orang lain, meskipun orang-orang yang tidak saya kenal. Ini adalah satu hal yang tidak pernah ingin saya lakukan sebelumnya. Begitu juga hasrat saya untuk mengajar ajaran Yesus Kristus tidak dapat dibendung … Saya sangat berbelas kasihan sekali akan jiwa-jiwa yang tersesat. Nyatanya, itu adalah hasrat terbesar dalam kehidupan saya.

Penglihatan tentang surga yang telah banyak saya terima mendorong saya untuk bersaksi kepada sesama. Saya membeli banyak Alkitab untuk diberikan kepada orang lain. Saya memberi tanda pada ayat-ayat penting di dalamnya, menulis catatan yang menjelaskan tentang Yesus, dan memasukkan selebaran mengenai keselamatan. Saya membagikan semua ini setiap kali ada kesempatan bersaksi.

Kami berusaha keras untuk membuat setiap hari Minggu adalah harinya Tuhan dari pagi hingga waktu tidur … Adalah penting bagi kita untuk menghabiskan setiap waktu kita bersama Tuhan pada hari-hari Minggu, daripada pergi berbelanja dan keluar makan dan dikelilingi orang-orang yang tak beriman di harinya Tuhan tersebut, kecuali kita memiliki kesempatan memberitakan Injil, ceritanya menjadi lain.

Tuhan terus memberkati kami lebih dan lebih lagi. Semakin Ia memberkati saya, semakin saya takut akan Dia. Saya tidak akan dengan sengaja melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak-Nya. Kenyataan dan tanggung jawab ini menyebabkan saya menghentikan perkara-perkara duniawi yang dulu sangat saya sukai, terutama acara TV bersambung yang menjadi kesukaan hidup saya sehari-hari. Sekali saya membuat keputusan tentang ini, saya tidak pernah ingin melihatnya lagi. Semua keinginan-keinginan duniawi mulai padam dengan cepat. Saya belajar bahwa Tuhan tidak akan pernah memaksa kita melakukan sesuatu, akan tetapi bila kita hendak melayani Dia dan menghentikan perkara-perkara duniawi, maka Ia akan campur tangan dan melenyapkan keinginan-keinginan duniawi dan meletakkan keinginan-keinginan ilahi ke dalam hidup kita sehingga kita dapat hidup dengan ketaatan penuh di dalam Dia. Ketaatan mutlak dari anak-anak-Nya adalah suatu sukacita yang sangat besar bagi Tuhan.

Saya ingat bagaimana Yesus memperingatkan kita bahwa sukar untuk masuk kerajaan-Nya.

https://i0.wp.com/www.so4j.com/images/narrow-road-medium.png

Saya menghimbau kepada semua orang percaya yang tidak taat di dunia ini, mohon jangan terlalu menyenangkan diri dengan hal-hal duniawi. Berjaga-jagalah, sebab Tuhan Yesus sudah akan datang untuk kita semua. Ini dapat terjadi setiap waktu. Ambillah waktu untuk membaca Lukas 17:26-36. Jikalau Saudara terus tidak taat dan menikmati dunia lebih daripada Tuhan Yesus, yang telah mati untuk Saudara, Saudara jangan berharap melihat wajah-Nya.

Lalu Tuhan berkata, “Aku memperingatkan umat-Ku sekali lagi bahwa Aku datang untuk mereka lebih cepat daripada yang mereka perhitungkan.” Ia melanjutkan untuk menerangkan: “Barangsiapa telah siap bagi-Ku akan mendengar suara sangkakala, dan mereka yang belum siap untuk-Ku akan mengalami penganiayaan, dan banyak di antara mereka akan menjadi milik setan. Aku telah cukup memberi kesempatan untuk mereka bersiap akan kedatangan-Ku, tetapi mereka tidak memperhatikan Firman-Ku. Aku tidak akan menunggu mereka selamanya. Aku datang bagi mereka yang telah siap bagi-Ku.”

Penuaian jiwa besar-besaran

Kemudian Ia mengatakan sesuatu yang amat penting bagi-Nya. “Sebelum Aku datang untuk umat-Ku, setengah dari orang-orang yang tidak percaya akan diselamatkan.”

Bukankah menyenangkan mengetahui bahwa setengah dari jumlah orang-orang yang tidak percaya di dunia ini akan diselamatkan? Berjuta-juta orang akan diantar masuk gereja Kristus, dan gereja harus siap menyambut mereka.

Banyak orang, seperti saya, akan mengalami pengalaman-pengalaman yang menarik dengan para malaikat pada hari-hari akhir. Para malaikat mengunjungi kita dengan cara yang sama seperti yang mereka lakukan pada zaman dulu. Mereka akan meyakinkan manusia akan kasih Tuhan, dan mereka memberi peringatan mengenai hal-hal yang akan terjadi.

Seperti yang telah seringkali dikatakan Yesus kepada saya, kita sungguh-sungguh hidup pada akhir zaman.

Penglihatan tentang pengangkatan

Suatu hari, saat saya telah menyanyi di dalam Roh lebih dari setengah jam, saya mulai melihat hal-hal yang Tuhan ingin tunjukkan kepada saya. Bagian pertama dari penglihatan itu lebih menyerupai suatu kesan daripada suatu pengalaman visual. Kelihatan seakan-akan seluruh dunia bergairah. Keadaan bumi sangat ramai dan sibuk. Kemudian saya mulai melihat apa sebenarnya semua kesibukan itu.

Udara dipenuhi dengan benda-benda putih bergerak. Waktu penglihatan menjadi jelas, saya melihat orang-orang memakai jubah putih terbang di seluruh udara. Orang-orang bermunculan di mana-mana di bumi dan terbang ke udara. Langit hampir dipenuhi dengan orang-orang yang terbang, seperti burung-burung sedang berpindah tempat.

Painting Of The Rapture Of The Church

Sungguh luar biasa dan mengejutkan … Saya telah mendengar pengangkatan digambarkan sebelumya, tetapi saya tidak pernah membayangkan akan terjadi suatu pertunjukan yang menakjubkan.

Ini adalah kejutan yang terbesar yang pernah ditunjukkan Tuhan kepada saya. Ini adalah peristiwa yang paling mempesonakan yang pernah saya lihat–manusia-manusia terbang di udara seperti burung-burung. Mereka membumbung ke atas dengan kecepatan sebuah roket. Ada yang seakan-akan sedang membumbung seperti layang-layang–menembus angin pada hari yang cerah dan indah.

Kejadian setelah pengangkatan

Penglihatan yang penuh kegembiraan berubah. Saya melihat orang-orang yang tidak naik bersama-sama yang lainnya. people-runningTempat-tempat di bumi dikacaubalaukan, beberapa telah berubah sama sekali. Di mana-mana bising, dan orang-orang jelas sekali dalam keadaan panik. Ketakutan terlukis pada setiap muka.

rapture_headlines01

rapture_headlines02

Orang-orang berlarian simpang-siur. Kekacauan total merajalela. Kelihatannya seperti setiap orang sedang mencari seseorang atau sesuatu yang tidak dapat mereka temukan. Saya mulai menangis seperti seorang anak kecil memandang orang-orang berlarian di jalan.

Ia telah menunjukkan kepada saya banyak orang Kristen yang akan ditinggalkan, termasuk beberapa orang yang saya kenal secara pribadi. Ia datang untuk mereka yang bersedia dan menaati kedatangan-Nya dan ini akan terjadi tanpa sepengetahuan dan sangkaan kita. Mereka menjerit-jerit dan berteriak-teriak…

Beratus-ratus orang sedang melarikan diri dengan berjalan kaki ke gunung-gunung. Sedang mereka berjalan, pengawal-pengawal berseragam melepaskan tembakan, dan beberapa jatuh. Mereka yang paling dekat dengan pengawal-pengawal itu dipukuli dengan pentung dan kayu.

PoliceState

Saya melihat orang-orang memusnahkan gereja-gereja. Saya menjerit keras, menangis dan terus menangis untuk orang-orang yang saya lihat.

Ia berkata, “Aku harus memperlihatkan kejadian-kejadian ini supaya engkau dapat memberitahukan seluruh dunia apa yang akan terjadi. Aku mengasihi semua anak-anak-Ku, dan Aku ingin mereka menyadari, bahwa Aku akan segera datang untuk mereka, tetapi Aku tidak dapat membawa mereka yang tidak hidup menurut Firman-Ku, sebab mereka tidak bersedia untuk Aku.”

“Banyak orang Kristen akan terperanjat waktu Akhir Zaman tiba. Apa yang baru engkau lihat hanya sebagian kecil daripada apa yang akan cepat sekali terjadi … Itu akan sungguh-sungguh lebih buruk daripada yang dapat engkau bayangkan–untuk mereka yang tidak mengenal Aku. Sebab itulah Aku ingin semua anak-anak-Ku dapat datang bersama-Ku ke kerajaan-Ku.”

“Anak-Ku, Aku telah menunjukkan bagian dari kerajaan dan hal-hal yang akan terjadi di dunia ini sebab waktunya sudah singkat. Aku akan kembali segera. Karena itu buku Surga Itu Nyata sangat penting sekali bagi-Ku. Engkau telah melihat apa yang akan terjadi di dunia dalam waktu yang sangat dekat.”

[bersambung…]

PART 3:

  • Kesengsaraan Besar
  • Apa yang harus kita perbuat sekarang…?

DON’T MISS IT!

SURGA ITU NYATA! Yesus Datang Segera! (part 1)

Berikut ini adalah kutipan-kutipan dari buku “Surga Itu Nyata” yang ditulis oleh hamba-Nya dari Korea Selatan bernama Choo Thomas. Buku tersebut adalah tulisannya mengenai pengalamannya setelah beberapa kali dibawa Tuhan Yesus mengunjungi surga, neraka, dan menerima penglihatan-penglihatan tentang akhir zaman. Melalui tulisan ini kita diingatkan kembali untuk lebih percaya dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti Tuhan Yesus Kristus juga mempersiapkan diri menjelang kedatangan-Nya yang mendekat.

Tuhan membawa saya ke surga pada banyak waktu yang berlainan sehingga saya dapat menceritakan kepada Saudara bagaimana indahnya bagi kita semua yang mengasihi Dia dan hidup bagi-Nya sepenuh mungkin. Tuhan Yesus ingin Saudara dapat pergi ke rumah besar yang indah yang telah disediakan-Nya bagi saya dan Saudara. Hal-hal yang diperlihatkan dan diberitahukan-Nya kepada saya adalah benar … dan seluruhnya berhubungan dengan Alkitab … Dan saya ingin Saudara mengetahui kenyataan ini.

Dulu biasanya saya takut mati dan prihatin akan banyak hal di dalam hidup saya setelah saya mati nanti; tetapi setelah pengalaman saya di  surga, tidak ada sesuatupun di dunia ini atau hidup saya yang berarti lagi. Tiada kata-kata yang dapat menerangkan bagaimana sempurnanya surga itu …

Saat kita memasuki kerajaan surga, kita akan mengetahui bahwa kehidupan di sana seribu kali lebih baik daripada kehidupan di bumi, walaupun ketika hidup di dunia kita berjalan bersama Tuhan Yesus. Ia telah menyediakan segalanya bagi kesenangan kita, dan Ia mengetahui apa saja kesukaan kita!

16_heaven-worship-jesus-throne

Ingatlah, bahwa hampir semua yang terdapat di surga serupa dengan  apa yang terdapat di bumi. Namun demikian, keindahan bumi tidak dapat dibandingkan dengan surga. Inilah tempat dimana kita akan menyembah Tuhan di depan takhta-Nya dan menikmati hubungan bersama-Nya SELAMANYA. Inilah cara kita menghabiskan waktu di alam kekal, menyembah dan bersama-Nya. Pemandangan penyembahan di surga persis seperti yang digambarkan dalam kitab Wahyu dimana Yohanes menulis.

Yesus memegang tangan saya dan membimbing saya keluar dari ruangan takhta menuju sebuah taman bunga yang luas dan indah. Damai yang luar biasa saya rasakan di tempat indah ini memenuhi hati saya dengan kasih. Saya mulai bernyanyi dengan riang, dan sebuah senyuman menghiasi wajah saya.

Pada saat saya menoleh ke arah lain, saya melihat sebuah sungai yang indah. Ada dinding batu di sepanjang sungai itu, dan ada rumah-rumah yang sangat indah di sebelah kiri sungai itu. Rumah-rumah tersebut terlihat seperti istana.

Tuhan berkata, “Ini adalah rumah-rumah untuk anak-anak-Ku yang istimewa.”

Sekarang saya mengetahui bahwa rumah-rumah besar dan istana-istana itu adalah nyata, dan Tuhan telah menyediakannya untuk kita. Ia ingin kita bersama-Nya di sana untuk selama-lamanya!

Beberapa orang berkata mereka tidak dapat mempercayai hal ini karena tidak tertulis dalam Alkitab. Itu hanya masalah pilihan pribadi saja. Bagaimanapun juga, saya menemukan bahwa hampir segala sesuatu yang telah diperlihatkan Tuhan kepada saya bersumber dari Alkitab. Berilah penilaian pengalaman-pengalaman saya dalam terangnya Firman Tuhan. Saya percaya Saudara akan menemukan hal-hal yang saya bagikan tentang pengalaman-pengalaman saya dengan Tuhan semuanya adalah sesuai dengan Alkitab.

Yesus Datang Segera!

Pada tanggal 8 Desember 1999 sesudah saya selesai berdoa, Tuhan berbicara kepada saya dan rencana-rencana-Nya bagi saya, dan berapa cepatnya Ia akan memulai dengan pekerjaan yang Ia telah sediakan untuk saya; tetapi malam ini Ia membiarkan saya tahu mengapa Ia mendorong saya untuk menerbitkan buku “Surga Itu Nyata” dengan segera. Ia berkata, “Buku Surga Itu Nyata akan menjadi kesempatan terakhir untuk orang-orang menyadari bagaimana cepatnya Aku datang bagi orang-orang-Ku. Tuhan ingin Saudara menyiapkan hati untuk menerima kebenaran mengenai semua hal yang telah saya alami. Surga itu sungguh ada, dan saya ingin Saudara lebih mempercayainya daripada yang mungkin pernah Saudara impikan. Inilah yang dikehendaki Tuhan bagi Saudara, sebab Ia mengasihi Saudara dengan kasih yang kekal.

Pada kesempatan itu Tuhan berkata, “Jikalau orang-orang yang tidak taat tidak bangun, mereka tidak akan mendengar bunyi sangkakala, dan mereka harus menjalani masa penganiayaan.” Ia kemudian terus menerangkan, bahwa Ia telah memperingatkan manusia melalui peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan pembunuhan anak-anak sekolah, tapi kita takut kepada-Nya hanya sebentar saja sebelum kembali lagi kepada cara hidup kita yang lama.

Ia meneruskan: “Aku telah memberikan banyak pertanda kepada mereka untuk menghidupkan lagi berdoa di sekolah-sekolah, tapi manusia tidak sungguh-sungguh mencoba untuk melakukannya. Aku tidak pernah memaksa pikiran siapapun. Aku hanya dapat memberi mereka pertanda supaya mereka akan tahu apa yang Aku inginkan untuk mereka buat.”

“Aku memberi cukup peringatan kepada manusia telah lama sekali untuk mereka ketahui apa yang Aku mau mereka lakukan. Aku datang bagi mereka yang siap bagi-Ku, dan ini akan terjadi lebih cepat dari yang mereka sangkakan.

destroy3

Tuhan berkata bahwa saya harus memasukkan kata-kata ini di dalam buku.

“Banyak orang  berpikir Aku tidak pernah datang untuk mereka, tetapi Aku berkata, Aku datang lebih cepat dari yang mereka duga.” Ketika Ia mengatakan ini, nada suara-Nya berubah. Ia seolah-olah hampir marah, atau setidak-tidaknya saya merasakan urgensi yang sangat di dalam kata-kata-Nya. Ini adalah suatu peringatan. Satu pesan yang harus saya sampaikan–dan saya sampaikan sekarang. Akhir zaman itu betul-betul ada pada saat ini. Yesus datang segera!

Saya percaya Tuhan telah siap untuk orang-orang-Nya, tetapi orang-orang-Nya-lah yang belum siap bagi-Nya. Tetapi pesan ini kedengarannya sangat mendesak. Inilah sebabnya saya harus menyampaikan pesan ini. Saya tidak punya pilihan lain–saya harus patuh kepada Tuhan. Manusia perlu diperingatkan bahwa kedatangan Tuhan sudah dekat. Manusia perlu bersiap untuk kedatangan-Nya yang kedua dengan menyesal atas dosa-dosa mereka dan menerima Dia ke dalam hidup mereka.

Yesus–Firman Tuhan yang hidup–memberitahu saya untuk cepat pergi dan menyampaikan kepada orang lain, bahwa Ia segera kembali. Itulah yang dimaksudkan-Nya ketika Ia berkata, “Kita ada banyak pekerjaan untuk dilakukan.”

“Aku mencintai anak-anak-Ku, tetapi Aku tak dapat membawa mereka ke dalam kerajaan-Ku jika mereka belum siap untuk Aku. Aku tidak akan pernah memaksa anak-anak-Ku untuk melakukan sesuatu jika mereka tidak mencintai-Ku.”

“Aku mencintai semua anak-anak-Ku, tetapi Aku tak dapat memaksa siapapun untuk mengasihi-Ku atau menaati-Ku. Apabila mereka mau membuka hati mereka kepada-Ku, Aku dapat membantu mereka untuk mempercayai-Ku dan mencintai-Ku. Aku ingin menyelamatkan jiwa-jiwa sebanyak mungkin. Aku mau orang-orang percaya di manapun mereka berada atau memberitakan injil. Inilah yang paling penting bagi-Ku … Inilah sebabnya mengapa Aku dalam keadaan terburu-buru. Mengajarkan Injil adalah hal yang terpenting di dunia. Aku ingin semua anak-anak-Ku mengetahui, bahwa Aku segera datang.”

“Aku telah menyiapkan segalanya untuk anak-anak-Ku. Aku mempercepat semuanya sebab kerajaan-Ku telah lama sekali siap, tetapi banyak sekali anak-anak-Ku belum siap untuk-Ku, karena mereka terlalu mencintai dunia.”

Berbagai bencana mendahului kedatangan-Nya

Peristiwa-peristiwa yang mendahului pengangkatan Gereja, walau bagaimanapun, akan mengerikan dan menakutkan.

Tuhan lalu menunjukkan saya penglihatan-Nya tentang bumi dengan cepat sekali. Saya melihat banyak bangunan-bangunan tinggi jatuh di seluruh dunia. Sesudah ini, awan hitam, angin, dan kilat tersebar sekeliling dunia diikuti oleh hujan, banjir, dan taufan di mana-mana. Setelah ini, Ia berkata, “Bacalah Yesaya 64:3” Kalimat nubuatan ini mengatakan tentang gunung-gunung gemetar pada hadirat Tuhan.

“Aku akan menghancurkan banyak negeri dengan banjir, badai taufan dan gempa bumi untuk menunjukkan orang-orang bahwa Aku-lah Tuhan, dan bahwa mereka perlu mempersiapkan kedatangan-Ku. Banyak orang akan menderita, banyak akan bercerai, banyak hati menjadi hancur karena orang-orang terkasih mereka, dan banyak jiwa akan diambil, termasuk orang-orang Kristen…”

destroy2

Tak terhitung banyaknya Ia menunjukkan kepadaku penglihatan-penglihatan serupa dan Ia memberitahu saya, bahwa sudah waktunya mempersiapkan kedatangan-Nya.

“Aku harus membangunkan orang-orang yang tertidur,” Ia menerangkan. “Banyak di antara mereka yang hidup di dalam kegelapan, dan pada waktu peristiwa-peristiwa buruk terjadi, mereka menyalahkan setan. Aku akan membuat hati orang-orang ini gemetar sebab banyak di antara mereka yang tidak melihat atau mendengar betapa cepatnya Aku akan datang untuk mereka. Hanya orang-orang yang akan mendengar terompet adalah mereka yang telah siap dan menunggu Aku. Sisanya harus mengalami zaman kesengsaraan.”

Kesabaran Tuhan

“Aku sangat siap untuk anak-anak-Ku, tetapi sangat banyak dari anak-anak-Ku tidak sungguh-sungguh percaya dan mereka hidup untuk hal-hal duniawi. Aku mengasihi mereka semua dan mau membawa mereka semua ke surga bersama-Ku, tetapi Aku tidak dapat membawa mereka yang tidak siap untuk Aku. Mereka yang datang ke kerajaan-Ku harus berhati suci dan taat.”

jesuschrist

Hatiku merasa sangat kasihan kepada mereka yang tidak mengenal Tuhan, dan saya mulai berdoa untuk keselamatan mereka. Saya menyebut setiap nama yang saya kenal… Kemudian saya berdoa bagi orang-orang Kristen yang tidak hidup untuk Yesus. Saya meminta-Nya untuk meraih mereka kembali kepada-Nya.

“Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala…” (Mat 9:36-38)

Hari-hari akhir sungguh sedang berlaku dalam hidup kita sekarang. Kesabaran Tuhan tiada taranya sampai sekarang, tetapi Ia sudah siap untuk datang lagi untuk menerima anak-anak-Nya bagi Dia. Kemudian orang-orang yang tetap tinggal di bumi akan mengalami neraka di bumi sebelum mereka berakhir dalam kebinasaan kekal nyala api yang mengerikan. Tugas saya adalah untuk memperingatkan seluruh dunia tentang kejadian-kejadian ini yang sudah sangat dekat.

Maranatha! Tuhan sungguh akan segera datang.

[bersambung…]

Part 2:

  • Bagaimana kita harus berlari pada-Nya?

  • Seperti apa pengangkatan itu?

  • Apa yang tertinggal setelah pengangkatan?

DON’T MISS IT!

Mengapa Saya Ada di Dunia? (Bag. Kedua)

BAGIAN 3. PEKERJAAN

Oleh sebab itu aku membenci hidup, karena aku menganggap menyusahkan apa yang dilakukan di bawah matahari, sebab segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin. Aku membenci segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari, sebab aku harus meninggalkannya kepada orang yang datang sesudah aku (Pkh 2:17-18).

Kekesalan Salomo dengan siklus pekerjaan yang tiada putusnya adalah hal yang juga kita rasakan. Seorang ibu dengan anak-anak yang masih kecil mungkin menghabiskan setengah harinya untuk mencuci pakaian, hanya untuk melihat anak-anaknya menumpahkan dan mengotori diri mereka lagi dengan makanan atau “tanpa sengaja” jatuh ke dalam kubangan di dekat tempat tinggalnya. Seorang pengusaha mungkin bekerja sepanjang hari atau sepanjang minggu untuk sebuah proposal baru, hanya untuk melihat hasil jerih payahnya “ditolak” oleh atasannya. Atau seseorang mungkin telah menghabiskan waktunya sepanjang hari untuk membersihkan dan memoles mobilnya, lalu mendapati mobilnya penyok di hari yang sama.

Bagaimana jika Anda menjalani seluruh hidup dengan sikap bahwa segala yang Anda kerjakan tidak berharga, tidak berarti, hampa, dan sia-sia? Itu yang mungkin terjadi, jika Anda berusaha melakukan sesuatu “di bawah matahari” tanpa Allah. Ketika meninjau kembali kehidupannya, Salomo menyadari bahwa ia telah mengejar pencapaian dirinya secara berlebihan.

Apa yang telah dicapai Salomo?

Kitab 1 Raja-raja 1-11 menyingkapkan banyak hal yang telah dicapai Salomo. Ia luar biasa kaya (4:22-28; 10:14-29). Wilayah kerajaannya terbentang dari Sungai Efrat sampai ke tapal batas Mesir (4:21). Ia memiliki reputasi internasional sebagai penulis dan cendekiawan (4:32-33). Ia membangun bait yang megah bagi Tuhan (6:1-38), dan istananya sendiri merupakan mahakarya yang indah (7:1-12). Bahkan raja-raja asing memberikan upeti kepadanya (4:21; 10:14-15). Namun, ketika ia merenungkan pekerjaannya dan pekerjaan sesamanya, ia berkata:

Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya? Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Ini pun sia-sia (Pkh 2:22-23).

Kapankah harta menguasai kita?

Banyak orang di masa sekarang akan merasa sangat senang seandainya mereka dapat memiliki sebagian kecil kekayaan Salomo.

Undian dan taruhan memikat orang yang berharap mendapatkan sejumlah besar uang, meski peluangnya hanya satu dibanding sejuta. Pria dan wanita yang mengikuti acara permainan di TV akan melakukan apa saja untuk memenangkan uang atau hadiah besar. Namun, Salomo mengingatkan kita:

Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia (Pkh 5:9; baca juga ay. 14-15).

 

Bagaimana sikap yang benar terhadap harta?

Salomo berkata:

Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya—juga itupun karunia Allah (5:18).

Rasa puas akan membebaskan orang yang selalu mengharapkan lebih daripada yang dimilikinya. Salomo juga mengetahui bahwa rasa puas juga akan membebaskan seseorang yang hanya melihat pada apa yang dimilikinya ketika hatinya merasa hampa.

Kunci untuk memiliki rasa puas adalah pengenalan mendasar tentang sumber sejati dari semua yang kita miliki, sekaligus ucapan syukur kepada Dia yang memberi kita kekuatan untuk bekerja dan memberi kita kemampuan untuk meraih kesuksesan.

Mengapa mengejar puncak kesuksesan itu sia-sia?

Banyak orang menghabiskan seluruh tenaga mereka mendaki tangga kesuksesan. Namun, Salomo menunjukkan bahwa orang yang mencapai puncak kesuksesan tidak akan bertahan lama di posisinya tersebut; ia dilupakan ketika orang lain menggantikan posisinya (Pkh. 4:13-16). Ketenaran, martabat, dan kekuasaan tidak tahan lama dan gagal untuk memenuhi kerinduan hati. Selain itu, Salomo mengetahui sesuatu yang seharusnya kita sadari juga: kekuasaan dan ketenaran tidak selalu dimiliki oleh orang yang paling pantas menerimanya (10:5-7).

Lalu, apakah hakikat bekerja?

Salomo memberitahu kita bahwa bekerja dapat menjadi hal yang baik—jika Anda tidak terlalu mengutamakan pekerjaan itu. Dalam pasal 2:24-25, Salomo mengingatkan kita tentang pandangan Allah terhadap pekerjaan dan tujuan hidup yang sejati. Ayat 24 menyatakan:

Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dari jerih payahnya. Aku menyadari bahwa ini pun dari tangan Allah.

Kemudian, terbukti bahwa ayat 25 berbunyi, “Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?” Dengan demikian, ini merupakan suatu referensi yang secara jelas dinyatakan di bagian awal kitab Pengkhotbah, yakni jika kita ingin mencari kepuasan dalam hidup, kita membutuhkan Allah.

Jika kita menempatkan prioritas kita secara “acak”, berarti kita sedang bekerja melawan diri sendiri. Berusaha mencari kepuasan tanpa Tuhan ibaratnya seperti berusaha bermain tenis tanpa raket, atau bermain golf tanpa satu pun tongkat pemukul.

BAGIAN 4. MENGASIHI

Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari, karena itulah bahagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari (Pkh. 9:9).

Meski Salomo menganjurkan pernikahan, ia tahu bahwa arti dan tujuan hidup tidaklah tersimpan dalam hubungan antar manusia. Ia menggunakan kata sia-sia dalam Pengkhotbah 9:9 untuk menekankan bahwa nasihatnya untuk menemukan sukacita bersama pasangan hidup adalah nasihat yang mungkin membuat hidup menjadi lebih mudah dijalani, meski nasihat ini tidak menjelaskan apa itu arti hidup. Ia tahu dari pengalamannya sendiri bahwa ikatan pernikahan bukanlah jawaban dari kebutuhan hatinya yang terbesar. Salomo telah menikah—700 kali!

Bahkan Salomo juga memiliki 300 istri tidak resmi (1 Raj. 11:3). Akan tetapi, Salomo tahu bahwa ia tidak akan pernah menggantikan kebutuhannya akan Allah dengan cara dapat memenuhi istananya dengan begitu banyak istri.

Salomo juga melihat nilai persahabatan secara umum. Ia mencatat dalam Pengkhotbah 4:8-12 bahwa orang yang memiliki teman untuk menjalani hidup adalah lebih baik daripada seorang penyendiri yang hanya hidup untuk dirinya sendiri. Orang yang memiliki teman mempunyai seseorang yang memampukannya untuk menjadi lebih produktif (ay. 9), menolongnya di saat susah (ay. 10), membuat masa-masa sulit menjadi lebih mudah ditanggung (ay. 11), dan menambah kekuatan ketika musuh menyerang (ay. 12).

Apakah persahabatan cukup dapat diandalkan?

Terdampar di sebuah pulau tandus dapat menjadi lebih mudah ditaanggung, jika ada orang lain yang bersama Anda di pulau itu. Namun, persahabatan saja tidak akan membawa Anda keluar dari pulau itu atau menjawab pertanyaan Anda tentang kehidupan yang Anda jalani selama ini.

Meski Salomo menjunjung tinggi nilai mengasihi dan menolong sesama (lihat juga Pkh. 11:2), ia melakukannya dengan kesadaran bahwa sekadar menunjukkan kasih kepada sesama tidaklah memberikan makna terhadap hidup yang tanpa makna. Itulah sebabnya mengapa di sepanjang penjabarannya, Salomo menunjukkan perlunya kesadaran tentang peran Allah dalam hidup di masa sekarang dan di masa mendatang (Pkh. 2:24-25; 3:13-14,17; 5:1-7; 7:13-18; 8:12-17; 11:7-10; 12:1-14).

Meski demikian, banyak orang tidak menyadari peran Allah dalam kehidupan. Mereka berbicara seolah-olah mereka tidak khawatir tentang penghakiman yang akan datang. Mereka tidak peduli tentang menunjukkan kasih kepada Allah. Mereka percaya bahwa tujuan hidup mereka adalah untuk mengasihi sesama dan menjadikan dunia ini menjadi tempat yang lebih baik untuk ditinggali. Mereka berdalih bahwa karena kita semua sama-sama hidup di planet ini, sudah sepatutnya kita berusaha menjalin hubungan yang baik dan saling menolong. Sebagai contoh, seorang pelajar mengemukakan alasannya untuk hidup dengan mengatakan, “Aku berusaha menjalani hidup untuk memberikan pengaruh positif secara umum. Aku berusaha menjadi orang baik. Aku tidak hidup untuk Allah; aku berusaha hidup untuk sesama.”

Apakah yang lebih penting daripada mengasihi sesama?

Memberi bantuan kemanusiaan adalah mulia dan patut dipuji. Sesungguhnya, Anda dapat menemukan banyak ayat Kitab Suci yang mendorong terjalinnya hubungan antar manusia yang saling mengasihi. Yesus berkata, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Dia menekankan perlunya mengasihi sesama ketika Dia mengisahkan perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati (Luk 10:25-37).

Akan tetapi, kita harus ingat bahwa Yesus mendorong kita untuk mengasihi sesama sebagai bukti dari kasih dan pengabdian kita kepada Allah (Yoh. 13:34; 15:9-12). Sebelum mengisahkan tentang orang Samaria yang baik hati, Yesus berkata:

Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu (Luk. 10:27).

Pada kesempatan lain, Yesus berkata bahwa mengasihi Allah adalah perintah yang pertama dan terutama (Mat. 22:37). Mengasihi sesama adalah mulia, tetapi hal itu akan menjadi “usaha menjaring angin”, jika kita belum mengasihi satu-satunya Allah yang sejati.

Kapankah kasih kita dapat bermakna kekal?

Dalam kitab Pengkhotbah, Salomo berbicara tentang kebodohan dan kehancuran karena tidak mengasihi sesama (4:8; 7:9; 9:18). Meski Salomo mendorong pembacanya menikmati hubungan antarmanusia, iai menunjukkan tentang perlunya memberikan perhatian utama kita kepada hubungan dengan Allah (12:13). Untuk menegaskan ulang maksudnya, Salomo berbicara dari sudut pandang manusiawi tentang keputusasaan yang timbul dari menjalani hidup demi hidup yang fana ini saja.

Tanpa pengenalan akan Allah, kita dapat menyimpulkan bahwa kehidupan manusia tidaklah lebih baik daripada kehidupan binatang (3:18-21; 9:2-4). Kita tidak akan mengetahui bahwa jiwa manusia adalah kekal dan akan menghadap Allah pada kehidupan mendatang. Upaya memberikan bantuan kemanusiaan tidak akan memiliki nilai kekal.

Pasal Alkitab yang indah tentang kasih, 1 Korintus 13, menyatakan tentang kebesaran kasih. Namun, kasih ini hanya mungkin terjadi di antara mereka yang mengetahui apa artinya dikasihi Allah dan mengasihi Dia.

Sebaik apa pun kita mengasihi sesama, itu tidaklah cukup memberikan dasar yang kuat untuk membangun kehidupan kita. Kita perlu alasan untuk mengasihi yang datang dari luar hidup ini, kasih yang berakar dalam kasih kepada Allah (1 Yoh 4:7-5:3).

MENEMUKAN TUJUAN HIDUP

Salomo belajar dengan cara yang menyakitkan bahwa ia tidak dapat hidup seolah-olah tidak ada Allah. Meski ia menyiratkan pada jawaban final di bagian awal tulisannya dalam kitab Pengkhotbah (2:24-25; 3:11-14,17; 5:1-7, 18-20; 7:16-18; 11:8-9; 12:1), pernyataannya yang terkuat tentang tujuan hidup muncul dalam dua ayat penutup dari pasal yang terakhir.

Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat (12:13-14).

Itulah jawabannya. Tujuan utama kita terdapat dalam hubungan kita dengan Allah yang menciptakan kita. Jika kita berpikir bahwa kita bisa meluputkan diri dengan cara mengutamakan diri sendiri, perkataan Salomo mengingatkan bahwa setiap kita nantinya akan menghadapi hari pertanggungjawaban di hadapan Allah.

Apa artinya “takut akan Allah” dan “berpegang pada perintah-perintah-Nya”?

MENGETAHUI SIAPA YANG MEMIMPIN

Banyak orang bereaksi secara negatif terhadap pemikiran bahwa mereka harus takut akan Allah. Mereka percaya Allah itu penuh kasih, baik, dan lembut (yang memang demikian adanya). Mereka menekankan bahwa bagi orang yang telah menerima tawaran anugerah pengampunan dari Yesus, murka Allah terhadap dosanya telah ditanggung Yesus yang menggantikan dirinya. Jadi apakah nasihat Salomo hanya baik berlaku untuk orang yang tidak percaya atau untuk mereka yang hidup di zaman Perjanjian Lama? Tidak, karena Salomo membicarakan tentang kebutuhan semua orang untuk takut akan Allah, dan karena panggilan untuk takut akan Allah juga ditekankan dalam Perjanjian Baru.

 

 [bersambung..]

Unduh artikel ini dalam format .pdf

Seluruh isi artikel ini diambil langsung dari

Buklet Seri Terang Ilahi: Mengapa Saya Ada di Dunia?
Penulis: Kurt De Haan
Penerbit: RBC Ministries
Bacaan Alkitab merupakan kutipan dari Alkitab terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia Perjanjian Lama © 1974; Perjanjian Baru © 1997
Cetakan ke-23 tahun 2003.
Copyright © 2011
RBC Ministries, Grand Rapids, Michigan. Dicetak di Indonesia.

Mengapa Saya Ada di Dunia? (Bag. Pertama)

MENCARI ARTI HIDUP

Tak perlu Anda bunuh diri untuk mengetahui apakah hidup Anda berharga. Tak perlu Anda banyak utang untuk merasakan kebangkrutan.

Tak perlu Anda berada di balik jeruji sel untuk merasa terpenjara oleh hasrat pribadi.

Tak perlu Anda menyusuri jalan untuk menjual diri kepada orang lain.

Tak perlu Anda bertindak asusila untuk menjerat diri dengan seks.

Tak perlu Anda ketagihan narkoba untuk hidup dalam ilusi.

Tak perlu Anda menjadi jutawan untuk terikat oleh kecintaan akan uang.

Tak perlu Anda menjadi paranoid untuk lari dari masalah hidup yang mendalam.

Tak perlu Anda menjadi pimpinan perusahaan untuk hidup hanya bagi pekerjaan.

Tak perlu Anda hidup dekat pembuangan sampah untuk mengetahui busuknya kehidupan.

Tak perlu Anda punya mobil mewah untuk meyakini bahwa sukacita berasal dari harta.

Tak perlu Anda menjadi tunawisma untuk merasa terhilang dan tersisih di dunia.

Tak perlu Anda bersikap bodoh untuk menyalahartikan hidup.

Tak perlu Anda menjadi seorang jenius untuk menemukan arti hidup yang sesungguhnya.

“Kebanyakan orang mengalami kekecewaan hidup yang terselubung.” -Henry David Thoreau

Jadi, apakah rahasianya? Jika arti hidup bukan hanya menjadi milik ilmuwan ataupun teolog yang saleh, siapa yang dapat memahaminya dan bagaimana kita dapat menemukannya? Mengapa begitu banyak orang hidup dalam kekecewaan, kehampaan, keputusasaan, kejemuan, kelesuan, maupun kemarahan?

Ketika mereka memikirkan hal-hal tersebut, sejumlah peneliti mendapati bahwa jawaban yang tampaknya memuaskan orang lain, tidaklah memadai bagi mereka. Kelompok pencari lainnya tidak terlalu tertarik untuk menemukan jawaban—setidaknya selama mereka menemukan kesenangan dalam hidup. Sementara yang lainnya telan berhenti berharap untuk mencari pertolongan bagi luka batin mereka. Mereka melarikan diri dalam dunia yang tidak nyata, dunia narkoba atau minuman keras, yang menyebabkan mereka menjadi mati rasa terhadap kenyataan hidup yang keras. Bahkan tragisnya, beberapa di antara mereka melakukan bunuh diri.

Siapa yang memiliki jawabannya dan mengapa begitu banyak orang masih mencari, jika jawaban itu dapat ditemukan? Artikel ini akan memaparkan pencarian dari seseorang yang hidup sekitar 3.000 tahun lalu. Mungkin sulit dipercaya, masalah yang ditulisnya sama dengan masalah-masalah dasar yang membingungkan orang di masa sekarang. Pengamatannya seperti dilakukan oleh seseorang yang hidup di awal abad ke-21. Pencarian itu belum berubah, demikian juga usaha keras manusia untuk menemukan jawaban.

MENJARING ANGIN

Inilah usaha yang sia-sia—berusaha meraih dan menangkup segenggam angin. Sama seperti ketika Anda mungkin berusaha menjinakkan tornado atau mengendalikan badai. Mengejar kepuasan dalam hidup tampaknya mustahil, terutama jika Anda mencarinya di semua tempat yang salah. Simaklah seseorang telah belajar dengan berupaya keras:

Aku … adalah raja atas Israel di Yerusalem. Aku membulatkan hatiku untuk memeriksa dan menyelidiki dengan hikmat segala yang terjadi di bawah langit. Itu pekerjaan yang menyusahkan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan diri. Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin (Pkh 1:12-14).

Bagi penulis ini, kehidupan “di bawah matahari” adalah kesia-siaan dan tidak berarti. Ia bergumul untuk menemukan arti dalam segala kesenangan dan penderitaan yang muncul setiap hari.

Untuk memahami kitab Pengkhotbah, sangat menolong jika kita mengenal penulisnya dan mengapa ia menuliskan pengalamannya. Ia tidak pernah menyebutkan namanya. Namun, penjelasannya sebagai “anak Daud, raja Yerusalem”, dan komentarnya tentang kekayaan, kekuasaan, hikmat, pencapaian besar, dan istri yang banyak, merujuk kepada Raja Salomo (baca Pkh 1:1,12,16; 2:4-9; 7:26-29; 12:9). Jika kita yakin bahwa Salomo adalah penulisnya, kita melihat dalam kitab Pengkhotbah sekilas tentang kisah dramatis seorang raja yang mengawali pemerintahannya dengan baik, tetapi kemudian kehilangan pandangan tentang apa yang terpenting dalam hidupnya (1 Raj 11:1-13). Di tahun-tahun terakhirnya, Salomo meninjau kembali bagaimana ia menggunakan hari-harinya. Kesimpulan yang akhirnya didapatkan Salomo memunculkan kesusahan sekaligus pengharapan.

Pembahasan kita dalam artikel ini akan mengikuti pola Salomo dalam membahas jawaban akhir, sebelum mengungkapkan tentang jalan yang membawa kepada kepuasan sejati. Alasan-alasan yang tidak memuaskan dan kesia-siaan dalam menjalani hidup seperti yang dibahas Salomo mencakup: pembelajaran, pelarian, pekerjaan, dan mengasihi.

BAGIAN 1. PEMBELAJARAN

Aku berkata dalam hati: “Lihatlah, aku telah memperbesar dan menambah hikmat lebih dari pada semua orang yang memerintah atas Yerusalem sebelum aku, dan hatiku telah memperoleh banyak hikmat dan pengetahuan.” Aku telah membulatkan hatiku untuk memahami hikmat dan pengetahuan, kebodohan dan kebebalan. Tetapi aku menyadari bahwa hal ini pun adalah usaha menjaring angin (Pkh 1:16-17)
Image

Ketika ratu negeri Syeba mendengar kabar tentang Salomo, berhubung dengan nama TUHAN, maka datanglah ia hendak mengujinya dengan teka-teki. (1 Raj 10:1). Gambar asli diambil dari: http://joyfulpapist.files.wordpress.com/2010/12/king-solomon-800px-sheba_demin.jpg

Apa yang dipelajari Salomo tentang pembelajaran?

Pada zamannya, nama Salomo merupakan sinonim dari hikmat. Dalam kitab 1 Raja-raja, kita menemukan bahwa tidak seorang pun sebelum atau sesudah Salomo, yang memiliki hikmat sedemikian besar (3:7-12, 10:1-8). Salomo lebih berhikmat daripada segala bani Timur dan orang Mesir (4:30). Ia menulis 3.000 amsal dan menggubah 1.005 nyanyian (4:32). Ia mahir berbicara tentang pepohonan, hewan, unggas, binatang melata, dan ikan (4:33).

Orang-orang dari seluruh penjuru dunia datang untuk mendengarkan “Profesor” Salomo (10:24).

Bagaimana Salomo “mulai memahaminya”?

Salomo menemukan bahwa meski ia mampu menyerap sedemikian banyak pengetahuan, ia tetap merasakan kehampaan besar dalam hidupnya. Semakin bertambah tua, ia semakin berusaha memenuhi hasratnya untuk sesuatu yang lebih lagi dengan mencari jawaban dari allah-allah bangsa lain di sekitarnya (1 Raj 11:1-13). Namun, semua pengetahuannya tidak mampu mengisi kehampaan yang dirasakannya. Salomo akhirnya menyadari bahwa ia telah menyimpang.

Maka aku berkata dalam hati: “Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat?” Lalu aku berkata dalam hati, bahwa ini pun sia-sia. Karena tidak ada kenang-kenangan yang kekal baik dari orang yang berhikmat, maupun dari orang yang bodoh, sebab pada hari-hari yang akan datang kesemuanya sudah lama dilupakan. Dan, ah, orang yang berhikmat mati juga seperti orang yang bodoh! (Pkh 2:15-16)

Mengapa menghiraukan pendidikan?

Salomo juga tahu kehampaan dari pikiran yang kosong. Ketidaktahuan bukanlah teladan. Salomo tidak pernah menyetujui kebodohan ataupun kebebalan. Sebaliknya, ia berkata:

Dan aku melihat bahwa hikmat melebihi kebodohan, seperti terang melebihi kegelapan. Mata orang berhikmat ada di kepalanya, sedangkan orang yang bodoh berjalan dalam kegelapan (2:13-14)

Adalah baik untuk memperbanyak pengetahuan. Semakin banyak “Salomo” di dunia, semakin baik. Namun, Salomo menyadari bahwa mengejar pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri hanya akan membuat kita merasa hampa. Semakin banyak kita belajar, semakin kita akan menyadari betapa sedikit yang kita ketahui sesungguhnya. Anda akan berakhir dalam keputusasaan, jika Anda berharap mendapat kepuasan dengan memperbanyak pengetahuan (1:18).

Di mana tempat yang tepat bagi pengetahuan?

Sebuah baliho iklan untuk proyek penelitian suatu rumah sakit menyatakan, “Pengetahuan Sanggup Menyembuhkan”. Pernyataan tersebut ada benarnya. Pernyataan ini benar ketika penelitian menghasilkan penyembuhan atau pencegahan terhadap suatu penyakit. Namun, pengetahuan tentang genetika, kuman, atau getah lambung tidak dapat menyembuhkan hati yang terluka. Pengetahuan tentang termodinamika (ilmu yang mempelajari pergerakan panas), astronomi (ilmu perbintangan), geologi (ilmu bumi), neurologi (ilmu saraf), ataupun meteorologi (ilmu cuaca) tidak dapat menjelaskan tentang tujuan hidup. Pengetahuan tentang dunia kita dapat menjelaskan tentang hidup, tetapi tidak dapat menjelaskan mengapa kita hidup. Pengetahuan tidak dapat memberikan nilai hidup atau nilai moral.

Hal ini menjadi sangat jelas dalam upaya kita di masa sekarang untuk mengurangi kehamilan remaja dan penyebaran penyakit seksual yang menular. Pengetahuan semata-mata bukanlah jawabannya. Yang kita butuhkan adalah nilai hidup! Pengetahuan tanpa nilai hidup sama seperti kapal tanpa kemudi.

Salomo menganjurkan adanya keseimbangan. Adalah baik untuk berusaha menjadi pandai, tetapi kita perlu ingat bahwa memenuhi pikiran kita dengan banyak fakta tidak akan memuaskan hasrat hati kita yang terdalam. Pengetahuan tentang kehidupan—dunia jasmani yang sekarang ini kita pijak dan kita bahas—tidak memberikan segala pengetahuan yang kita perlukan. Kita tidak boleh mengabaikan pengetahuan tentang dimensi rohani yang sangat penting dalam kehidupan kita.

BAGIAN 2. PELARIAN

Aku berkata dalam hati: “Mari, aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itupun sia-sia.” Tentang tertawa aku berkata: “Itu bodoh!”, dan mengenai kegirangan: “Apa gunanya?” Aku menyelidiki diriku dengan menyegarkan tubuh dengan anggur,–sedang akal budiku tetap memimpin dengan hikmat–, dan dengan memperoleh kebebalan, sampai aku mengetahui apa yang baik bagi anak-anak manusia untuk dilakukan di bawah langit selama hidup mereka yang pendek itu (Pkh 2:1-3)

Salomo punya segala sarana untuk mengejar kesenangan apa pun yang dapat dibayangkan. Ia mengikuti falsafah dari slogan iklan, “Hidup hanya sekali, lakukan saja apapun yang Anda mau.” Salomo mencobanya. Ia meraih segala kesenangan dalam hidup. Namun, ia tidak pernah sanggup meraih apa yang paling diinginkannya. Dalam pasal 2:1-11, ia mengatakan bahwa usahanya untuk menemukan tujuan hidup melalui kenikmatan makanan, seks, musik, dan keindahan di sekitarnya adalah seperti menjaring angin.

Bagaimana Anda dapat merasa lapar ketika perut kenyang?

Salomo adalah seorang ahli anggur (2:3), dan segala jenis makanan yang terbaik dihidangkan baginya (1 Raj 4:22-23; 10:4-5). Namun, meski Salomo duduk di hadapan meja yang penuh dengan hidangan mewah, jiwanya kelaparan. Ia berkata:

Segala jerih payah manusia adalah untuk mulutnya, namun keinginannya tidak terpuaskan (Pkh 6:7).

Mengapa seks kehilangan daya tariknya?

Pencarian Salomo akan kesenangan pastilah tidak terhalang oleh kurangnya pasangan seks. Ia memiliki 700 istri dan 300 gundik (1 Raj 11:3). Dalam Pengkhotbah 2:8 disebutkan adanya banyak gundik. Pernyataan ini sesuai dengan keadaan Salomo.

Keadaan sejak zaman Salomo tidak terlalu banyak yang berubah. Sekarang kita hidup dalam masyarakat yang terobsesi dengan seks. Namun, Salomo belajar bahwa hubungan seks mengumbar lebih banyak janji daripada yang dapat dipenuhinya.

Mengapa musik terdengat datar?

Salomo menyukai nyanyian dari para biduan dan biduanita yang hebat (2:8). Ia tidak membutuhkan CD player yang dilengkapi dengan alat pendengar untuk mendengarkan musik ke mana pun ia pergi. Ia mampu memiliki orkestra yang mengikutinya ke seluruh penjuru istana dan kerajaannya. Namun, musik yang indah tidak dapat memecahkan persoalan-persoalan buruk tentang ketidakadilan, penderitaan, atau kekejaman. Musik tidak menyediakan jawaban tentang tujuan hidup; musik hanya mengalihkan perhatian, hiburan yang menenangkan untuk melanjutkan hidup keesokan harinya.

Mengapa taman yang indah menjadi gersang?

Sang raja mengelilingi dirinya dengan berbagai pemandangan indah. Ia berusaha menyenangkan matanya dengan deret-deretan bunga, pepohonan, dan rerumputan.

Aku mengusahakan bagiku kebun-kebun dan taman-taman, dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon buah-buahan; aku menggali bagiku kolam-kolam untuk mengairi dari situ tanaman pohon-pohon muda (2:5-6).

Namun, ketika para tukang kebun sedang merawat taman, Salomo menyadari bahwa jiwanya tertutup oleh rumput liar kebingungan dan sikap mementingkan kesenangan pribadi. Ada sesuatu yang salah (2:11). Sama seperti pikiran dangkal yang mementingkan diri telah membawa kehancuran di taman pertama (Kej 1-3), Salomo belajar bahwa menolak hikmat rohani dapat menghancurkan keindahan hidup.

Bagaimana manusia di masa sekarang mencari kenikmatan?

Kita tidak banyak berubah semenjak zaman Salomo. Kita berusaha menggenggam masa-masa yang menyenangkan dan berakhir dengan segenggam kehampaan. Masyarakat kita terobsesi dengan kepuasan seksual. Sebagian besar dari kita sangat memuja musik. Banyak orang mencari kepuasan melalui makanan dan minuman.

Yang lainnya menggunakan segenap tenaga mereka menjadikan rumah mereka sebagai tempat tinggal yang indah. Sementara yang lainnya mengejar kenikmatan melalui obat-obatan, yang membutakan mereka dari kenyataan bahwa hidup mereka sedang menuju kehancuran. Kenikmatan apapun yang kita kejar, hasil akhirnya selalu sama—kenikmatan ini hanya sementara. Sensasi, pangkat yang tinggi, gairah, dan tawa, tidak dapat bertahan lama.

[bersambung..]

Unduh artikel ini (dalam format .pdf )

Seluruh isi artikel ini diambil langsung dari

Buklet Seri Terang Ilahi: Mengapa Saya Ada di Dunia?
Penulis: Kurt De Haan
Penerbit: RBC Ministries
Bacaan Alkitab merupakan kutipan dari Alkitab terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia Perjanjian Lama © 1974; Perjanjian Baru © 1997
Cetakan ke-23 tahun 2003.
Copyright © 2011
RBC Ministries, Grand Rapids, Michigan. Dicetak di Indonesia.

Hi all!

Hi!

Just simply called me Great Joy and Peace.

I want to share some articles, video, pictures, and quotes with motivational encouragement and enlightening messages. I hope you get great joy while reading these things, and peace’ll be upon you in the rest of your life.

Hope you all enjoy!

God bless you!